Search

Thursday, February 25, 2010

Cari Kerja ato Usaha: Dua Juta Diploma dan Sarjana Menganggur

Tulisan yang semakin terexpose, karena krisis dua arah : pekerja sulit mendapatkan pekerjaan yang cocok, disisi lain pengusahapun kesulitan mendapatkan karyawan handal. Dan inilah cuplikan diskusi di mailing list :
Dua Juta Diploma dan Sarjana Menganggur
Keterampilan Nonakademis Faktor Penentu


Kompas, Jumat, 19 Februari 2010 | 03:19 WIB

Jakarta, kompas - Sedikitnya dua juta lulusan perguruan tinggi, baik lulusan program diploma maupun sarjana, menganggur. Hal itu, antara lain, terjadi karena sebagian besar lulusan perguruan tinggi tidak memiliki keterampilan nonakademis.

Padahal, dunia kerja atau industri justru menjadikan keterampilan nonakademis itu sebagai salah satu faktor penentu dalam penerimaan karyawan atau tenaga kerja.

Demikian benang merah yang mengemuka dalam diskusi �Siap Hadapi Tantangan Dunia Kerja dengan Pendidikan Berfokus Karier�, Kamis (18/2) di Jakarta. Berbicara pada diskusi tersebut konsultan pengembangan sumber daya manusia dari Daya Dimensi Indonesia, Aditia Sudarto, dan CEO International College School of Informatics (Inti) Indonesia Sudino Lim.

�Nilai indeks prestasi kumulatif boleh saja tinggi. Tetapi, tanpa soft skill itu tidak akan ada artinya. Barangkali, paradigma pendidikan kita yang harus diubah sehingga perguruan tinggi bisa ikut memacu soft skill ini dan mengakomodasi kebutuhan dunia kerja,� kata Aditia.

Keterampilan atau keahlian nonakademis yang dimaksud itu, antara lain, adalah keterampilan presentasi, manajemen konflik, berbicara di depan publik, dan kerja sama dalam satu tim. Tanpa keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja ini, kualitas lulusan perguruan tinggi pun tidak maksimal berkembang. Akibatnya, 4,1 juta atau sekitar 22,2 persen dari 21,2 juta angkatan kerja terpaksa menganggur (hasil survei tenaga kerja nasional 2009 dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional).

�Banyak perusahaan yang setiap tahun mencari karyawan baru yang memiliki motivasi yang kuat dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang dunia kerja. Sayangnya, faktor-faktor ini yang sering menjadi kendala bagi para lulusan perguruan tinggi,� kata Aditia.

Selain karena tidak memiliki keterampilan, sejak awal langkah untuk memasuki dunia perguruan tinggi juga sudah keliru. Berdasarkan hasil riset Inti Indonesia, menurut Sudino Lim, banyak calon mahasiswa yang cenderung memilih program studi hanya berdasarkan tren yang ada. Jika tidak karena tren, faktor pemilihan perguruan tinggi lebih karena atas permintaan orangtua atau keluarga dan pengaruh teman sebaya. �Ini yang menjadi awal penyebab ketidaksiapan mereka untuk menghadapi tantangan dan tuntutan dunia kerja,� kata Sudino. (LUK)

Beserta beberapa pendapat yang menarik dari rekan :
I.Depnaker dan Depsos itu malah menjadi tempat penampungan pengangguran ;-)

Semenjak Orba, karena ketidakmampuan pemerintah kita membuat lapangan kerja, ya PNS lah sebagai mekanisme terakhir untuk memberikan lapangan kerja. Makanya begitu banyak PNS di Indonesia, dgn gaji rendah, agar paling tidak banyak yg dapat lowongan.

Masalah lain, selain pemerintahnya, adalah memang SDM pribumi kita dasarnya bukan tipe entrepreneur. Sampai disuatu masa dalam era Orba perlu dibuat diskriminasi antara pengusaha pri dan non-pri. Hal yg sama dgn kondisi di Malaysia era2 yg sama.

Jadi ... bukan hanya pemerintahnya ... juga masyarakat pribumi (indigenous) Indonesia yg memang bukan bermental pedagang. Dasarnya memang kan petani. Lebih mudah dijadikan buruh daripada pedagang.

Jujur saja, awal kemerdekaan ... ekonomi kita tumbuh banyak dibantu oleh warga non-pri (keturunan Tionghoa, Arab, dan India). Merubah mental dari petani/buruh menjadi pengusaha itu tidak mudah. Lha buktinya, banyak konglomerat yg juga masih hidup dari ketergantungan pemerintah kok ... ;-)

Nah ... mau mulai darimana? Perlu komprehensif ... . Pemerintah buat program penumbuhan wiarusaha, pendidikan wirausaha ditumbuhkan dgn memulai dari pendidikan mental, dan di rumah2 musti ditumbuhkan mental wirausaha. Upaya .... yg tidak terlalu mudah ... karena menuntut keterlibatan seluruh elemen masyarakat ....

Alternatif ... buka saja pintu brain drain lebar2 .... sampai jumlah penduduk dgn ketersediaan lapangan kerja lokal seimbang :-(

Atau ... make big war to neighbouring countries ... sehingga ada mobilisasi massa ... yg akan membuka banyak lapangan kerja ... seperti di Eropa saat terjadi resesi ... :-(

By Mesin Kluthuk with No comments

0 comments:

Post a Comment